PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Sebuah proses pemberdayaan komunitas melalui pengalaman mengatasi dan menghadapi bencana yang berfokus pada kegiatan partisipatif untuk melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat, serta pelibatan dan aksi dari berbagai pemangku kepentingan, dalam menanggulangi bencana sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana. Tujuannya agar komunitas mampu mengelola risiko, mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak bencana tanpa ketergantungan dari pihak luar.

 

Bencana tidak bisa kita hilangkan, tetapi bisa dikurangi Risikonya. Bagi siapa saja yang ingin berbagi mengenai upaya pengurangan risiko bencana silahkan mengirim tulisan singkat dapat disertai dengan foto ke alamat email ini : edienugroho@yahoo.com tulisan & foto dalam attach file dengan mencantumkan biografi singkat. Tulisan, Foto yang ada dalam blog ini dapat di sebarluaskan tanpa perlu ijin dari penulisnya. Bagi yang ingin menggunakan segala Tulisan & Foto atau segala sesuatu yang ada dalam blog ini untuk sebuah keperluan apapun Wajib mencantumkan sumbernya ( penulis )

Translate

Bagikan ke :

Share |

Pengunjung

Senin, 07 Juni 2010

Seismic Gap disebelah barat Kota Padang

Sebenarnya gempa “yang ditunggu-tunggu” ada di sebelah barat Kota Padang. Daerah ini merupakan daerah jalur gempa, atau daerah yang banyak terjadi gempa. Namun dalam 40 tahun terakhir tidak terjadi gempa di daerah ini. Artinya terjadi penumpukan tenaga (stress) di daerah ini yang sekali waktu akan dilepaskan.

“Wah masih terus harus Waspada ya?”

Hasil plotting gempa-gempa berkekuatan diatas 3.5 SR tahun 1971-2010 menunjukkan daerah yang “sepi gempa” selama 40 tahun ini.



Konon menurut penelitian ahli gempa. Didaerah ini sudah terkumpul tenaga sebesar 8SR. Berdoa saja supaya dilepaskan dikit-dikit. Atau berupa slow quake. Apa itu Slow Quake ? Tunggu nanti dijelaskan di tulisan selanjutnya.



Gambar diatas memperlihatkan segmen-segmen yang ada di sebelah barat Sumatra. Gempa 30 Sept 2009 lalu hanya berkekuatan 7.4. Sedangkan rata-rata segmen ini berkekuatan diatas 8. Dengan demikian masih ada sisa tenaga (stress) yang belum terlepaskan.



Vigny, C. 2009. The Earthquake of Padang, Sumatra of 30 September 2009: Scientific Information and Update. Geoscience Dept., Ecole Normale Supérieure.

Terpicunya gempa dan gempa susulan bisa dibaca dibawah ini :

Gempa susulan dan Gempa yang terpicu gempa

Seringkali kita mendengar adanya gempa utama dan gempa susulan. Pada prinsipnya kedua jenis gempa ini sama mekanismenya, yaitu adanya penumpukan stress atau regangan dalam waktu cukup lama yang akhirnya terlepaskan dalam waktu singkat.




Gambar diatas tentang pelepasan energi yang tertumpuk-tumpuk akibat gerakan tektonik. perhatikan bahwa gambar 1-3 itu dapat memakan waktu puluhan hingga ratusan tahun. Sedangkan gambar 4-6 terjadi hanya dalam waktu menit saja

Kali ini kita lihat lebih detil tepat pada bidang patahan atau pada bidang gempa. Sudah tahu, kan, kalau gempa tektonik itu bukanlah sebuah ledakan tetapi pergeseran dua tubuh batuan ?


Patahan naik/turun dan patahan geser.
Yang disebelah kanan ini sebuah diagram balok yang memperlihatkan sebuah bidang patahan yang terbentuk pada saat gempa. Bidang gempa ini sering disebut “rupture zone” zona hancuran. Bidang ini bisa saja berupa bidang patahan yang ada sebelumnya, namun tidak menutup kemungkinan bidang ini benar-benar dibentuk baru ketika terjadi gempa. Jadi batuan memang benar-benar terpatahkan akibat tekanan gerak-gerak tektonik. Pada kenyataannya bidang ini tidak harus satu bidang licin tetapi dapat juga berupa zona yang terdiri bidang-bidang lainnya. Bidang ini dapat dihasilkan oleh pergerakan vertikal seperti yang ditengah, ataupun karena pergerakan lateral.

Bidang patahan atau rupture zone.

Yang berwarna merah jambu dalam diagram itu merupakan sebuah bidang patahan (rupture zone). Tanda panah menunjukkan arah gerakan dari tubuh batuan ini. Sekarang perhatikan lagi bidang warna merah jambu itu.

Untuk mempermudah penggambaran serta melihat detil apa yang terjadi dalam bidang patahan atau rupture zone ini, maka dibuat gambar yang lebih sederhana lagi. Gambar selanjutnya hanya menunjukkan bidang patahannya saja. Perhatikan garis merah serta garis biru yang ada disebelah kanan-kiri ini. Garis merah mewakili bagian diatas yang terangkat. Garis biru mewakili yang dibawah.Tentu saja dalam realitas bidangnya ini tidak berupa bidang yang lurus tetapi dapat berupa lengkungan. Seperti yang terlihat di bawah.


Gempa utama akan menyebabkan pergeseran terbesar dengan ditandai terbentuknya bidang baru paling besar. Bidang berwarna merah jambu ini merupakan bidang gempa utama, atau bidang yang terbentuk akibat gempa utama. Ketika gempa besar terjadi tentunya kesetimbangan akan terganggu. Terganggunya kesetimbangan ini akan menyebabkan tirik-titik kritis lainnya ikut terpicu. Dalam gambar diatas terlihat akhirnya muncul bidang-bidang lain yang bergetar sebagai usaha alam untuk menduduki kesetimbangan barunya. Bidang warna kuning terbentuk sebagai gempa-gempa susulan. Munculnya gempa susulan inipun akhirnya memicu lokasi-lokasi untuk juga mengikuti perubahan kesetimbangan yang terjadi, dan munculan susulan-susulan berikutnya sampai suatu saat terjadi kesetimbangan baru di segment itu.


Apabila digambarkan urutan serta kekuatan gempa-gempa ini, maka akan terlihat seperti apa yang kita lihat dalam plot gempa utama dan gempa susulan di atas ini. Gempa utama selalu memiliki kekuatan yang terbesar yang diikuti oleh gempa-gempa susulan yang berkekuatan kecil.

Nah sekarang kita bandingkan gempa Aceh dengan gempa Bengkulu-Mentawai. Kedua gempa ini memiliki pola yang berbeda antara gempa utama dengan gempa susulannya. Gempa aceh memiliki kekuatan 9.0 SR (ini catatan awal USGS waktu itu), yang diikuti oleh gempa-gempa lain yang kekuatannya seper seratus dari gempa sebelumnya. Ingat kekuatan gempa ini angkanya memiliki arti logaritmik. Artinya gempa skala 9.0 itu sama dengan 100 kali gempa skala 7.0 dst. ((klik kanan pada gambar dibawah trus "open link in a new tab" untuk memperbesar)

Sedangkan gempa Bengkulu-Mentawai, terlihat ada pola yang sedkit berbeda yang menunjukkan bahwa gempa itu (setidaknya) memiliki dua gempa utama. Bahkan seandinya dilihat lokasi-lokasinya juga terlihat bahwa gempa-gempa besarnya berada pada tempat yang berjauhan

( klik kanan pada gambar dibawah trus "open link in a new tab" untuk memperbesar )


Gempa memicu gempa

Kalau kita lihat sepertinya gempa Bengkulu ini telah memicu gempa sebelahnya (segment gempa Mentawai). Dengan mekanisme yang hampir sama dengan pembentukan atau terjadinya gempa susulan, maka gempa Mentawai juga terganggu kesetimbangannya akibat gempa di Bengkulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini :


Pemicu gempa

Gempa Bengkulu sangat mungkin terpicu oleh sebuah perubahan kecil pada saat itu. Selain disebabkan oleh perubahan kondisi kesetimbangan akibat gempa disampingnya. Perubahan-perubahan kecil ini dapat saja berupa getaran-getaran lain disebelahnya, atau aktifitas endogen lainnya. Misalnya aktifitas gunung api.

Sangat mungkin gerakan bulan yang pada saat Gempa Bengkulu itu tepat pada bulan mati atau awal bulan Ramadhan. Dibawah ini gambaran bagaimana frekuensi gempa-gempa dihubungkan dengan peredaran bulan.


Lantas apa yg harus dilakukan.
Penelitian lain yg menunjukkan dimana daerah-daerah “matang” untuk terjadinya gempa perlu diketahui. Dan melihat kondisi pasang surut bukan hal sia-sia, namun tidak perlu takut apalagi trus fobia terhadap bulan purnama. Hanya perlu waspada pada saat bulan purnama dan awal bulan.



Jaman dahulu selalu ada upacara adat ketika bulan purnama, juga ada yang menjalankan ritual ketika terjadi gerhana, karena gerhana itu selalu terjadi pada pertengahan bulan. Hal ini mungkin dipakai oleh para nenek moyang dahulu itu sebagai pertanda untuk selalu menjaga kewaspadaan kita.

Jadi satu hal yang sangat penting yang harus dipelajari dalam mempelajari gempa, yaitu mengikuti terus perkembangannya. Hal ini disebabkan setiap gempa memiliki sifat-sifat yang unik dalam pembentukan dan perilakunya. Pengamatan perilaku gempa-gempa di Indonesia ini akan memberikan pengetahuan baru ke kita untuk mengerti karakter gempa-gempa yang ada. Sayang sekali kan, kalau gempa-gempa ini tidak diikuti terus, dan ini yang semestinya dilakukan oleh peneliti gempa dan hasilnya disebarkan sebagai pembelajaran bersama.

Sumber : rovicky.wordpress.com & berbagai sumber lainnya

Komentar :

ada 1
Anonim mengatakan...
pada hari 

kalau dilihat dari peta SEISMIC GAP tersebut meliputi pulau siberut dan sebagian sipora. Gempa 30 sep 2009 ada dlm wilayah ini, tetapi kenapa gempa 10 april 2005 kalau tidak salah 7.4 SR tidak disebut-sebut sebagai pelepas stres diwilayah tersebut.

Posting Komentar

Fase Bulan

CURRENT MOON
 

Snap Shots

Get Free Shots from Snap.com
This Blog is Made for Interest or Media Information Dissemination Campaign for Disaster Risk Reduction and Share Experiences | Made by Edie Nugroho