PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Sebuah proses pemberdayaan komunitas melalui pengalaman mengatasi dan menghadapi bencana yang berfokus pada kegiatan partisipatif untuk melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat, serta pelibatan dan aksi dari berbagai pemangku kepentingan, dalam menanggulangi bencana sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana. Tujuannya agar komunitas mampu mengelola risiko, mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak bencana tanpa ketergantungan dari pihak luar.

 

Bencana tidak bisa kita hilangkan, tetapi bisa dikurangi Risikonya. Bagi siapa saja yang ingin berbagi mengenai upaya pengurangan risiko bencana silahkan mengirim tulisan singkat dapat disertai dengan foto ke alamat email ini : edienugroho@yahoo.com tulisan & foto dalam attach file dengan mencantumkan biografi singkat. Tulisan, Foto yang ada dalam blog ini dapat di sebarluaskan tanpa perlu ijin dari penulisnya. Bagi yang ingin menggunakan segala Tulisan & Foto atau segala sesuatu yang ada dalam blog ini untuk sebuah keperluan apapun Wajib mencantumkan sumbernya ( penulis )

Translate

Bagikan ke :

Share |

Pengunjung

Rabu, 09 Februari 2011

Kearifan lokal Mentawai menghadapi bencana gempa

Tidak hanya di Pulau Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ada cerita daerah yang di kenal dengan Smong (gelombang besar atau tsunami), di Mentawai juga ada. bukan cerita, melainkan lagu yang berjudul Teteu Amusiat Loga (gempa akan datang tupai sudah menjerit).


Tidak hanya di Pulau Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ada cerita daerah yang di kenal dengan Smong (gelombang besar atau tsunami), di Mentawai juga ada. bukan cerita, melainkan lagu yang berjudul Teteu Amusiat Loga (gempa akan datang tupai sudah menjerit).



Lagu ini sering disenandungkan anak-anak Mentawai, saat bermain gasing dari batang bakau atau manggis hutan, juga oleh anak-anak perempuan saat main petak umpet ,maupun orang dewasa, namun hampir semuanya tidak memahami makna lagu yang dinyanyikan, malah beranggapan ini lagu biasa saja.



Kalimat teteu ini bisa diartikan untuk kakek dan bisa juga diartikan gempa bumi. Menurut kepercayaan masyarakat Mentawai yang beraliran Arat Sabulungan percaya pada roh-roh penguasa alam sejagat. Teteu adalah salah satu penguasa bumi, jika sang teteu murka maka dia akan menggoncangkan bumi hingga mengeluarkan gempa.

Tapi sebelum gempa itu datang beberapa pertanda yang disampaikan oleh binatang, seperti tupai akan gelisah begitu juga dengan ayam peliharaan akan berkotek tanpa sebab. “Itu adalah sinyal akan datang gempa bumi,”.. Lagu ini tak ubahnya seperti early warning system yang bersifat kultural bagi masyarakat yang mendiami kepulauan terluar di Sumbar tersebut.



Tentang tsunami itu sudah ada sejak dulu, masyarakat Mentawai menyebut , koat sitalu polak (ombak besar). Supaya para cucu mereka ingat bahwa ada bencana alam yang besar, maka sapunuteteuta siburu (nenek moyang) menciptakan lagu tersebut Para nenek moyang telah memberikan wasiat dengan lagu tersebut. Hanya saja, lagu tersebut tidak begitu dipahami oleh masyarakat. Karena ini sudah berlalu dalam waktu lama, para orang tua sudah banyak yang lupa.



Ada juga cerita rakyat yang sudah dilupakan artinya, seperti Bakkat Minuang ini menceritakan tentang terbentuknya Selat Sikakap yang memisahkan Pagai Utara dan Pagai Selatan, ‘Pulau Beriloga’ sebuah pulau yang bergeser

Kearifan Mentawai lainnya adalah aturan tak tertulis yang mengimbau masyarakatnya untuk mendiami kawasan hulu sungai, berada di ketinggian, dan menggantungkan hidup sebagai peladang. Masyarakat Mentawai tak dianjurkan bekerja sebagai nelayan.



Namun kebijakan pemerintah 40 tahun silam lah yang ‘memaksa’ masyarakat adat Mentawai migrasi ke bibir pantai. Terbukti, saat bencana menghampiri Mentawai 25 Oktober 2010 lalu. Gempa dan tsunami memporak-porandakan kawasan pantai barat Pulau Pagai, dan Sipora . Ratusan orang menjadi korban keganasan gelombang tsunami .



Berikur syair tembang Teteu Amusiat Loga :

Teteu (Kakek gempa bumi )

Teteu amusiat loga (kakek gempa bumi, sang tupai menjerit)

Teteu katinambu leleu (kakek gempa bumi, suara gemuruh datang dari atas bukit-bukit)

Teteu girisit nyau’nyau’ (kakek gempa bumi, ada tanah longsor dan kehancuran)

Amagolu’ teteu tai pelebuk (kakek gempa bumi, dari ruh kerang laut sedang marah)

Arotadeake baikona (karena pohon baiko telah ditebang)

Kuilak pai-pai gou’gou’ (ekor ayam bergoyang)

Lei-lei gou’gou’ (ayam-ayam berlarian)

Barasita teteu (karena di sana gempa bumi telah datang)

Lalaklak paguru sailet (orang-orang berlarian).


Penulis adalah salah seorang Pegiat Pengurangan Risiko Bencana di Kota Padang. Saat ini Penulis bekerja di Sekolah Alam Minangkabau. Saat Gempa Mentawai 25 Oktober 2010 penulis Ikut serta dalam Upaya Tanggap Darurat bagi masyarakat mentawai yang tergabung di Posko Satu Rasa
Penulis :
Name : Ade Rahadian
Place,Date of Birth : Padang, 27 Januari 1967
Address : Jl. M.H.Thamrin no 43 Padang, West Sumatra
Mobile : +62812 6650 5568
Email : ade1827@gmail.com

Komentar :

ada 6 komentar ke “Kearifan lokal Mentawai menghadapi bencana gempa”
Unknown mengatakan...
pada hari 

Terima kasih share nya Bang Ade :) dan terima kasih juga Mas Edie atas posting nya.

Jangan-jangan di semua masyarakat yang pernah mengalami kejadian bencana juga sudah ada kearifan lokal, dalam bentuk apapun. Hanya (mungkin) "tenggelam" seiring perjalanan waktu.

Karena itu, menurut saya, kita yang concern terhadap upaya pengurangan risiko bencana juga punya tanggungjawab mempelajari itu. Atau jika tidak ada/tidak berhasil ditemukan, setidaknya tanggungjawab kita adalah mendorong kreativitas masyarakat untuk menemukan "media" ini.

Pengalaman saya 2 minggu yang lalu saat membantu ToT Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Sekolah dan Pengenalan Perubahan Iklim untuk Guru-guru TK s/d SMP di Kecamatan Malalak Kabupaten Agam, ternyata tidak memerlukan waktu yang lama bagi guru-guru itu untuk menemukan sendiri media penyadaran untuk siswa mereka. Bahkan ada satu kelompok yang berhasil menciptakan lagu dalam satu sesi diskusi kelompok!!!

Saat diajak untuk membuat media alat peraga/eksperimen terkait bahaya yang ada di sekitar mereka dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan apa yang cocok untuk diajukan kepada siswa, justru berkembang kesepahaman bahwa alat peraga juga harus sekaligus menjadi media/alat analisa tentang dampak dan upaya pengurangan risiko bencana bersama siswa di sekolah.

Salam,


Lany Verayanti

prb-indonesia mengatakan...
pada hari 

sukses ya mbak lanny senang rasanya bisa share info spt ini... silahkan bila ingin share lagi yang lain bisa kirim email spt yg tertulis di running text diatas.... oh ya bang ade salah satu yang concern PRB di padang bersama saya dalam membangun Jaringan melaui Internet......
ynag menjadi PR besar kita adalah langkah konkrit dari pemangku kepentingan (SumBar)terutama dalam hal Mitigasi (struktural)..... ini yang masih terus di kampanyekan teman2 di Padang

Unknown mengatakan...
pada hari 

Baik Mas Edie....
Terima kasih kesempatannya. Nanti akan saya share kalau sudah ada cerita dari lapangan.

Dengan Bang Ade sebetulnya sudah sering bertemu dalam rapat-rapat koordinasi, baik pasca 30 September 2009 maupun pasca 25 Oktober 2010. Tapi semenjak Januari saya lebih banyak di Padang Pariaman sehingga sangat jarang ikut rapat koordinasi.

Nah, soal pemangku kepentingan ini, sepertinya banyak juga yang punya "kepentingan" ketika bicara soal PRB maupun mitigasi struktural secara khusus. Karena yang mengapung justru "proyek mega/super" dibanding menyediakan perangkat hukum dan finansial melalui APBD maupun teknikal asistensi yang intensif untuk mendorong inisiatif masyarakat yang nyata-nyata memiliki kemampuan untuk itu.

Forum-forum yang ada (menurut saya) juga perlu didorong bukan hanya ngurusi "high level approach" atau agenda forum yang hanya berdasarkan kepentingan proyek dari masing-masing anggota forum, tapi juga secara aktif memantau kesiapan semua pihak dan lini. Untuk ini, lagi-lagi diperlukan yang namanya "mutual networking" termasuk dukungan dari semua pihak agar forum bisa bekerja maksimal.


Salam dari Lubuk Alung, Padang Pariaman.


Lany Verayanti

Anonim mengatakan...
pada hari 

mantap... pengetahuan baru nih... oya salam kenal ade.. saya heri dari BPBD kab. kebumen jawa tengah... sukses ya mas... kpn ke jawa...?

Anonim mengatakan...
pada hari 

Lany : terima kasih..gmn kabarnya?? masih sibuk di Pariaman ya..

Mas Heri : salam kenal juga..sukses juga buat Kebumen..

salam,
Ade Rahadian

calystajacinthia mengatakan...
pada hari 

New UK Casino App at The Star Gold Coast - KTH
New players can claim a huge selection of casino 광주 출장안마 games 고양 출장샵 and get up to £50 bonus for a limited time. You can enjoy 진주 출장샵 a great range 광양 출장샵 of casino games, including slots and 경주 출장샵

Posting Komentar

Fase Bulan

CURRENT MOON
 

Snap Shots

Get Free Shots from Snap.com
This Blog is Made for Interest or Media Information Dissemination Campaign for Disaster Risk Reduction and Share Experiences | Made by Edie Nugroho